Thursday, 11 June 2015

Pengalaman mengikuti seleksi Indonesia Mengajar


                Indonesia Mengajar (IM), sebuah program sekarela untuk mengirim pendidik-pendidik muda terbaik ke pelosok negeri. Program yang dimulai pada tahun 2010 ini digagas oleh Bpk. Anies Baswedan, mantan rektor Universitas Paramadina yang saat ini menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuan program ini adalah memberikan pendidikan yang sama dan merata bagi anak-anak Indonesia di pelosok negeri. Selain itu, diharapkan para pengajar muda (PM) yang tergabung dalam program ini dapat menyalurkan ilmunya dan mendapatkan pengalaman berharga setelah pulang dari tempat tugas.
                Akhir tahun 2014 lalu, aku berkesempatan mengikuti seleksi Indonesia Mengajar untuk yang pertama dan yang terakhir kali (karena usia maksimal calon PM itu 25 tahun). Saat itu, di sela-sela kegiatan magang/PPL disekolah, aku iseng-iseng membuka situs web IM. Ternyata pendaftaran calon PM sudah dibuka. Wah, ini kesempatan pikirku. Langsung saja aku masuk untuk mendaftar menjadi calon PM. Mumpung saat itu sudah menjelang masa berakhirnya program PPG di kampus.
                Setelah log in, ternyata ada banyak sekali aplikasi yang harus dipenuhi. Bahkan kita juga harus menulis esai tentang diri kita, motivasi jadi seorang PM, pengalaman paling berharga, hingga pengabdian apa yang telah kita berikan kepada negara. Sekitar 12 esai masing-masing berisi 50-600 kata...(wow banyak juga ya....). Untungnya kita boleh mengisi esai itu secara bertahap. Jadi setiap hari aku harus mengerjakan minimal sebuah esai...dan sekitar 2 minggu kemudian seluruh esaiku selesai juga, Alhamdulillah.... (lama yaaa...soalnya aku termasuk orang yang moody kalau menulis).
Seleksi Pengajar Muda IX di gedung PPG Unesa
                Akhirnya semua berkas seleksi admimistrasi telah aku lengkapi dan tinggal menunggu hasil seleksi tahap 1. Hmmm... sembari menunggu aku sempat juga konsultasi dengan salah satu teman kuliah yang kebetulan pernah mengikuti seleksi IM ini. Dia pernah ikut 2 kali seleksi calon PM hingga lolos tahap 2. Banyak saran yang diberikannya mengenai seleksi IM ini. Sangat membantu untuk mempersiapkan tes selanjutnya.(padahal belum tentu lolos tahap 1 juga)
                Sekitar sebulan lebih menunggu, akhirnya pengumuman hasil tahap 1 muncul...dan ternyataaaa....alhamdulillah aku lolos tahap 1 bersama 308 peserta lain dari seluruh Indonesia....(gak nyangka juga soalnya pendaftarnya mencapai 10ribuan). Setelah melihat pengumuman, seleksi selanjutnya dilaksanakan di regional masing-masing. Bagi peserta yang mendaftar di Surabaya, mendapatkan jadwal tes seleksi tahap 2 (direct assessment) tanggal 26 – 27 Januari 2015 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
                Ada 37 orang yang lolos di Surabaya, dibagi menjadi 2 gelombang. 20 peserta mengikuti tes tanggal 26 dan sisanya tanggal 27 Januari. Dalam sehari akan ada beberapa tahapan tes, yang pertama adalah perkenalan profil diri, kemudian psikotes, focus group discussion, tes wawancara, microteaching, dan terakhir adalah tes bakat dan minat. Jadwal tes dimulai dari jam 7.00- 17.00. Karena sangat antusias, aku mempersiapkan diri sebaik mungkin, khususnya media pembelajaran dan materi K-13 untuk anak SD kelas 4 dengan tema energi untuk microteaching.(tema materi sudah dibagikan)
                Hari H pelaksanaan tes pun tiba. Karena takut telat, aku berangkat sepagi mungkin dari Surabaya menuju Sidoarjo (sekitar 1 jam perjalanan naik sepeda motor). Sembari menunggu beberapa saat di lokasi ujian, aku sempat berkenalan dengan sesama peserta tes. Kebanyakan dari mereka baru saja  lulus kuliah (fresh graduate), jadi aku sepertinya paling tua sendiri....hehe... . Akhirnya, jam 8 tes pun dimulai, diawali pembukaan oleh rektor UMSIDA dan dilanjutkan oleh perkenalan profil masing-masing peserta. Setiap peserta diberikan waktu 10 menit untuk memperkenalkan diri sekaligus tanya jawab. Ada yang memperkenalkan diri sebagai aktivis LSM, pengusaha, ketua club drama, guru, dll. Memang kumpulan pemuda-pemuda hebat dan berbakat.
Peserta seleksi Direct Assessment PM X di UMSIDA 



                Tes selanjutnya adalah psikotes, kami diminta menjawab soal-soal psikotes yang berkaitan dengan kepribadian masing-masing selama 1 jam. Setelah itu, kami dibagi menjadi 2 kelompok untuk melakukan diskusi dan pemecahan masalah lewat focus group discussion (FGD). Kami diberi sejumlah permasalahan dan diminta untuk menyelesaikan dengan cara musyawarah untuk menentukan solusi terbaik. Setiap peserta harus mengeluarkan pendapat masing-masing, sehingga tercapai kesepakatan dari seluruh anggota.
                Setelah FGD, kami istirahat untuk sholat dan makan siang. Kemudian dilanjutkan dengan microteaching. Kami diminta bergantian untuk mengajar dengan topik masing-masing yang telah ditentukan sebelumnya. Masing-masing diberikan waktu selama 30 menit untuk mengajar. Sedangkan yang menjadi siswanya ya peserta lainnya. Hmmm.... ternyata kami yang berpura-pura menjadi siswa telah diskenario sedemikian rupa. Kami diminta berlagak seperti anak SD dengan permasalahan sebenarnya, ada yang suka nangis, suka berantem, jadi autis/hiper, ngompol di kelas (gila abisss pokoknya...). Bahkan ketika giliranku mengajar, setting kelas disituasikan sedang terjadi bencana gempa bumi. Tiba-tiba waktu asik-asiknya ngajar, anak-anak lari semua. Ada yang kejatuhan meja, kursi, minta gendong dll.  Awalnya bingung mau diapain, akhirnya aku minta semua lari dan tiarap di lapangan depan sekolah....hahaha (ekstrim banget).
                Setelah microteaching, dilanjutkan dengan tes wawancara secara bergantian. Setiap peserta menghadapi para assessor-assessor handal. Ternyata wawancaranya sangat lama. Pertanyaan yang diajukan sangat banyak, menyangkut juga dengan esai yang kami tulis. Bahkan ada juga pertanyaan menyangkut privasi dan curhatan... (hehehe). Sesi terakhir adalah peminatan dan bakat. Kami diminta mengisi form peminatan dan diminta menggambar orang dan pohon. Katanya gambar dan pohon itu dapat menggambarkan karakter kita.... (kok bisa gitu gak paham juga ceritanya).
                Akhirnya tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00, seluruh rangkaian tes telah selesai. Ternyata mengikuti tes IM ini sangat menyenangkan, tidak seperti seleksi pekerjaan lainnya. Selain itu aku juga bertemu dengan teman-teman yang hebat dan berkarakter.
                Bulan Maret 2015 kemarin sudah diumumkan peserta yang lolos untuk tahap 3 lewat email masing-masing. Dan ternyata, aku tidak lolos...belum beruntung, hehe... Tetapi pengalaman mengikuti seleksi Indonesia Mengajar ini tidak terlupakan. Unforgottable momment....

  

No comments:

Post a Comment