Tuesday, 24 September 2013

Kalwedo Bapak Bupati!!! Tarian adat Seka, Sopi dan Sirih


Lelang, 29 November 2012
Pagi hari tanggal 29 November 2012, desa Lelang menjadi lebih sibuk dari biasanya. Maklum hari itu desa yang merupakan ibukota Kec. Mdona Hyera ini akan kedatangan tamu istimewa. Pejabat nomor satu di pemerintahan kabupaten Maluku Barat Daya, Bupati Barnabas Orno akan mengunjungi desa ini untuk menghadiri acara peletakkan batu pertama untuk pembangunan gereja setempat. Sejak pagi, seluruh warga masyarakat dan instansi setempat sudah bersiap menunggu rombongan bupati beserta jajarannya.

Pelatih seka sedang menabuh tifa besar ketika berlatih bersama siswa dan guru SM3-T sebagai persiapan sebelum acara penyambutan bupati untuk peletakkan batu pertama gereja desa Lelang
Kami (guru dan siswa SMP-SMA Mdona Hyera) sebagai bagian dari instansi pendidikan juga telah melakukan berbagai persiapan untuk acara penyambutan rombongan pejabat ini. Bahkan 1 bulan sebelum acara tersebut, panitia telah meminta kami pihak sekolah serta para guru SM-3T bersama siswa SMP dan SMA Mdona Hyera untuk memberikan kontribusi agar menampilkan suatu kreasi dalam acara penyambutan. Kami pun menyanggupinya untuk menmpilkan sebuah tarian adat setempat yang bernama tarian seka. Seka adalah tarian yang dilakukan oleh sekitar 25-an orang yang saling bergandeng tangan dengan membentuk lingkaran. Tarian ini diiringi oleh alat musik tifa yang dimainkan oleh 3 orang di tengah-tengah penari yang lain. Para penari seka menyanyikan lagu dari bahasa lokal setempat yang isinya berisi ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Pada saat nyanyian berlangsung, 2 orang penari khusus menari di tengah lingkaran tersebut. Tarian ini sangat khas karena menyajikan budaya setempat dengan semboyan Kalwedo yang artinya salam basudara atau salam persaudaraan.

Setelah menunggu dari jam 7 pagi, tamu istimewa yang ditunggu pun akhirnya datang sekitar pukul 4 sore. Usaha kami untuk menunggu pun tidak sia-sia karena acara penyambutan berlangsung sangat meriah. Beberapa saat ketika rombongan bupati turun dari speed, para siswa yang khusus ditugaskan untuk menyambut langsung memberi ucapan selamat datang (Kalwedo) dalam bahasa lokal setempat. Para pegawai seluruh instansi kecamatan dan desa, guru, siswa, serta warga masyarakat juga turut berjajar untuk menyambut bupati. Disamping itu, sebagai bagian dari penyambutan juga ditampilkan tarian adat cakalele, tarian musikal anak-anak gereja dan nyanyian ibu-ibu paduan suara gereja. 
Bupati beserta jajaran pejabat disambut dengan cara adat yakni meminum sopi dan makan daun sirih serta dikalungi syal dari kain tenun khas daerah setempat. Sopi adalah minuman hasil fermentasi buah koli (di Jawa biasa disebut buah siwalan) yang mempunyai kadar alkohol tinggi dan sangat memabukkan. Meski sopi sebenarnya minuman yang dilarang dan hanya boleh dipakai di acara adat, tetapi di daerah ini masih banyak warga yang mengkonsumsinya. Daun sirih dan tembakau biasanya dikonsumsi oleh ibu-ibu dan orang tua karena dipercaya untuk memperkuat gigi.
Tarian seka yang menjadi suguhan utama pada acara penyambutan itu ditampilkan pada malam harinya di bagian akhir dari acara peletakkan batu pertama gereja. Walaupun saat penampilan tersebut suasana terlalu gelap karena terbatasnya penerangan pada malam hari, tapi kolaborasi gabungan antara siswa dan guru mampu membuat pak bupati terkesima bahkan ikut bergabung ketika menari seka.

Tradisi tarian seka, sopi, daun sirih merupakan warisan budaya yang khas dari Maluku khususnya di Pulau Sermata dan MBD. Sungguh merupakan suatu kehormatan bagi kami para guru SM-3T beserta para siswa diberi kesempatan untuk menampilkan budaya lokal tersebut.

No comments:

Post a Comment