Aku
ingin berbagi sedikit pengalaman terutama bagi kalian yang belum pernah donor
darah. Bagi yang takut untuk donor darah, mungkin ceritaku ini bisa membuat
kalian semakin takut,hehehe....
Sore
itu, sepulang kerja sekitar dua minggu lalu, aku mendatangi kantor PMI kota
Sidoarjo di Jalan Pahlawan untuk mendonorkan darah. Setiba disana, ternyata kantor
udah tutup dan oleh petugas disarankan pergi ke depan Stadion GOR Delta karena
disana ada mobil PMI khusus untuk donor darah. Sesampai disana aku langsung
daftar dan cek kadar hemoglobin untuk memastikan kelayakan darah pendonor.
Sempet was-was juga, soalnya seminggu sebelumnya aku sudah ditolak donor gara-gara
kadar hemoglobin yang rendah dan disarankan banyak makan sayur (hmmm....lumayan
kecewa juga sih soalnya baru sekali aku itu ditolak donor).
Alhamdulillah...
setelah di tes, ternyata aku dinyatakan layak untuk donor. Setelah aku masuk ke
ruangan mobil yang lumayan dingin, kok rasanya deg-degan juga. Memang sih,
sudah hampir 6 bulan sejak aku terakhir donor. Padahal aku sebelumnya sudah 7
kali donor darah (2 kali hampir pingsan dan sekali pingsan beneran,hahaha...). Walaupun
gitu, aku gak kapok buat donor lagi. Selain memang karena aku niatkan menolong
sesama, donor darah itu bagiku sudah menjadi gaya hidup. Sebenarnya donor darah
itu juga aku jadikan sebagai “terapi”. Soalnya aku agak sedikit shock kalau
lihat darah.
Oke,
let’s back to my story... Setelah masuk mobil aku diminta langsung berbaring
dan menjulurkan tangan kiri oleh petugas. Bukannya tambah rileks, tapi rasanya
kok tambah grogi dan nervous banget. Apalagi ngeliat si petugas ngeluarin
suntik donor yang lumayan gede. Buat nenganin pikiran, aku pun berdoa,
moga-moga lancar dan gak ada masalah. Tapi memang raut wajah gak bisa diboongi.
Habis disuntik dan disedot darahku, si petugas tanya, “mas baik-baik aja kan,
kok wajahnya pucat?”
Aku
berusaha santai sambil senyum dan bilang, “ndak apa-apa kok mbak” (tapi badanku
mulai terasa dingin dan gelisah, tangan kiriku pun terasa mati rasa).
Petugasnya
tanya lagi, “pengen muntah ya mas?”
Aku
jawab, “ndak kok mbak, cuma rasanya agak terasa dingin dan tangan kayak mati
rasa”.
Petugasnya
bilang, “oh ya sudah mas, kalau pusing atau mau muntah bilang aja.”
Setelah
beberapa menit, aku ngerasa semakin lemas. Sepertinya petugasnya tau kalau aku semakin
pucat, belum sampek ¾ kantong darahku (sekitar 250 ml) terisi, transfusi
dihentikan sementara. Setelah agak baikan baru dilanjutkan lagi. Setelah
kantong terisi penuh, selang transfusi dipotong dan jarum dicabut dari
lenganku. Bukannya merasa baikan, tetapi apa yang aku rasain kepala malah
semakin pusing, pandangan menjadi gelap dan badan terasa lemas sekali.
Petugas
yang tau aku udah mulai teler, siap-siap menyediakan kantung plastik jika
sewaktu-waktu aku muntah. Petugas lainnya membuatkan teh hangat, supaya aku
tidak dehidrasi. Hampir 15 menit aku berbaring lemas tak berdaya, teh hangat
sudah habis kuminum, tapi masih saja badan terasa berat.
Akhirnya
setelah setengah jam berbaring, aku mulai kuat untuk menggerakkan badanku. Beberapa
saat kemudian aku udah bisa duduk dan berdiri. Petugas donor menanyakan
kepadaku, apa sebelumnya aku ada kegiatan berat. Ya emang gak salah juga sih, soalnya
minggu sebelumnya aku nganter anak-anak sekolah outbound di kaki gunung. Beberapa
hari sebelumnya juga olahraga bersepeda lumayan jauh. Selain itu juga kurang
istirahat dan kurang makan makanan yang mengandung zat besi. Trus aku dapat
saran, kalau mau donor, pastikan dulu bahwa kita tidak kecapekan. Karena hal
tersebut akan menyebabkan risiko badan lemah pasca donor kayak yang aku alami. Badanku
baru bener-bener pulih 3 hari setelah donor.
Itu dia cerita fakta dari pengalaman donor
darahku guys. Meskipun aku sering loyo habis donor, aku gak merasa kapok
kok,hehehe.... Bagi kalian yang ingin donor darah, saranku cukup jaga kesehatan
aja, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup dan olahraga yang teratur. Semoga
kalian yang belum pernah donor darah tergerak hatinya, karena selain itu
merupakan hal yang mulia, kita juga tidak akan tahu bahwa suatu saat juga butuh
pertolongan dari orang lain....
Tapi
bagi kalian yang masih takut donor, kiranya cukup memberikan sedikit rezeki
yang ada karena mumpung ini ada program Bulan Dana PMI, maka bantuan kalian
dapat disalurkan lewat program ini. Program dana ini bukan hanya diperuntukkan
bagi donor darah aja guys, tapi juga kegiatan kemanusiaan lain, seperti bantuan
Dapur umum saat bencana, pelayanan kesehatan, ambulans. Selain itu, PMI juga
memberikan pelayanan dukungan psikososial, pemulihan hubungan keluarga,
pembinaan generasi muda dan relawan, pengolahan air bersih dan lain sebagainya. Kalian
dapat berdonasi ke palang merah dengan no rekening sebagai berikut: Untuk
bantuan dapat ditransfer melalui bank-bank sebagai berikut :
- Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomo Rekening :
206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi
DKI Jakarta.
- Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
- Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.