Tuesday, 1 October 2013

Keindahan Pulau Kisar: The Jerussalem of Indonesia

Oirata Timur, 4 Agustus 2013


                Angin bertiup kencang di siang hari ketika aku mengetik tulisan ini di bawah pohon lemon  (jeruk) yang rindang di Pulau Kisar. Kebetulan saat ini aku sedang berlibur di pulau ini dan menginap di kediaman Bapak Beny Kamanasa, Kepala SMAN 1 Mdona Hyera di desa Oirata Timur. Kisar adalah pulau kecil yang terletak di kepulauan Maluku paling selatan dan berbatasan laut dengan negara Timor Leste. Dari pulau ini, kita dapat melihat kota Los Palos di Timor Leste dengan jelas karena jaraknya yang sangat dekat. Dengan perahu motor yang ditempuh waktu tiga jam saja sudah sampai di Pulau Timor.
                Pulau Kisar berbentuk seperti mangkuk, pantainya berbukit karang dan di tengahnya ada cekungan besar. Dari luar pulau ini terlihat tanpa penghuni karena tidak ada pemukiman penduduk. Beribukota di Wonrelli, pulau ini merupakan wilayah kecamatan P.P. Terselatan dan bagian dari kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Tahun lalu Wonrelli menjadi ibukota sementara Kabupaten Maluku Barat Daya  sebelum pindah ke Tiakur di Pulau Moa. Kisar merupakan pulau berpenduduk terpadat di MBD. Pulau ini memiliki fasilitas yang paling lengkap dibanding dengan pulau-pulau lain di MBD. Disini sudah ada dermaga, bandara, jalan aspal, pasar tradisional, bank, dan beberapa toko besar. Listrik tenaga diesel dan solar cell untuk keseluruhan pulau sudah menyala hampir seharian, hanya dua jam dimatikan tiap sore untuk mengganti mesin.
                Pulau Kisar terkenal dengan lemon manis (buah jeruk mirip sunkist yang rasanya sangatlah manis). Hampir di semua tempat di pulau ini tumbuh pohon lemon yang pada musimnya berbuah, dapat mencapai ratusan hingga ribuan buah di setiap pohonnya. Setiap warga Kisar, khususnya di desa Oirata, memiliki kebun sendiri di samping rumah mereka. Biasanya kebun-kebun itu ditanami jagung dan di sela-selanya ada pohon lemonnya. Setiap tahun lemon-lemon itu berbuah dan siap dipanen ketika memasuki bulan Agustus-September. Kota Kupang di Provinsi NTT menjadi daerah pasaran utama penjualan lemon ini. Hampir setiap kapal yang masuk ke Kisar menuju Kupang selalu dipenuhi ratusan karung lemon untuk dijual setiap musim buah. Kupang adalah kota yang cuaca panas sehingga cocok untuk orang makan buah lemon yang manis dan segar.
Di pulau Kisar ini ada beberapa desa dan dusun. Hampir semua desa terletak di bagian tengah pulau. Salah satunya adalah Desa Oirata Timur, tempatku tinggal selama libur sekolah ini. Desa ini terletak di perbukitan bagian selatan dan berbatasan dengan desa Oirata Barat. Dulu Oirata Timur dan Barat menjadi satu sebelum akhirnya terpisah. Penduduk Oirata dikenal juga sebagai suku atau orang Oirata.
Tetua adat sedang memberi nasihat kepada pngantin


Oirata adalah desa yang khas karena merupakan desa yang memiliki budaya dan bahasa tersendiri dibandingkan dengan desa-desa lain di Kisar dan MBD pada umumnya. Budaya dan adat suku / orang Oirata masih sangat kental karena masih dijaga kelestariannya hingga sekarang. Salah satu contohnya adalah adat penikahan. Beruntung ketika sampai disini, aku mendapatkan kesempatan untuk melihat adat pernikahan setempat. Penduduk disini tidak sembarangan dalam menikah. Kedua pasangan yang ingin menikah harus memenuhi persyaratan adat yang telah diatur. Di Oirata, setiap warga tergabung dalam satu marga / fahm. Gabungan dari beberapa marga disebut sebagai mata rumah dan beberapa mata rumah disebut soa. Setiap marga dan mata rumah telah dibagi kedalam tiga strata / tingkatan. Yaitu tingkat atas (marna), tengah dan bawah. Setiap orang yang akan menikah telah ditentukan tingkat marganya masing-masing. Misalnya seseorang yang merupakan bagian dari marga dan mata rumah tingkat marna seharusnya menikah dengan warga lain yang marganya tingkat marna juga. Jika mereka melanggar aturan tersebut, maka akan mendapat risiko yang harus diterima, yaitu anak cucunya kelak tidak akan mendapat harta warisan dari orang tuanya.

Kambing-kambing yang digembalakan di pantai Kiasar
Keindahan panorama pulau Kisar juga tidak kalah dengan keindahan budayanya. Di pulau ini terdapat wisata pantai yang sangat indah. Pantai Kiasar yang terletak di selatan pulau memiliki keindahan yang luar biasa. Bukit-bukit teletubbies membentang di tepi pantai yang dikelilingi batu karang. Di tengah bukit itu terdapat sebuah salib besar yang berdiri tegak. Selain pantai Kiasar, terdapat juga tempat wisata lain seperti pantai Nama, pantai Jawalang dan juga bukit doa yang terletak di desa Oirata. Dinamakan bukit doa karena biasanya dipakai masyarakat setempat untuk berdoa dan beribadah. Orang maluku menyebut pulau Kisar ini memiliki kemiripan dengan kota Jerusalem di Israel karena keindahannya yang menakjubkan.